Seseorang
dalam kehidupannya bisa sering dicaci maki orang-orang sekitarnya, apakah itu
saudara, keluarganya atau orang lain yang mengenalnya, tapi saat meninggal
justru ditangisi. Seorang pemimpin bisa mendapat banyak caci maki, hujatan dan
kecaman dari orang-orang yang dipimpinnya ketika mereka tidak mendapatkan apa
yang mereka inginkan, dengan gampang mereka bisa berteriak-teriak dan marah
kepada pemimpinnya. Namun ketika pemimpinnya meninggal mereka akan sangat
bersedih dan merasa kehilangan dengan rasa duka yang sangat mendalam mereka
meratapi pemimpinnya yang sudah tiada.
Banyak orang
melakukan yang terbaik justru bukan saat seseorang itu masih hidup, tapi justru
saat seseorang itu sudah meninggal. Mungkin kita juga seringkali melakukan hal
seperti itu. Semasa hidupnya kita tidak pernah memberikan bunga kepada
seseorang yang kita kasihi, tapi pada saat yang kita kasihi itu sudah
meninggal, kita baru mengobral atau menghambur-hamburkan bunga sebagai tanda
cinta kasih kita. Ironisnya orang yang kita kasihi itu tidak bisa lagi
merasakan wangi dan indahnya bunga yang kita berikan itu. Dalam sebuah acara
pemakaman kita seringkali melihat keluarga yang ditinggalkan sedemikian
berduka. Mereka menangis histeris, bahkan ada yang sampai pingsan karena merasa
kehilangan. Tapi ada hal yang sangat menyedihkan, ketika orang itu masih hidup
mereka mencaci maki dan menghujat, tapi saat orang itu meninggal mereka baru
menangisinya.
Perbuatlah
yang terbaik untuk orang-orang yang disekitarmu, anak-anakmu, orang tuamu,
saudaramu dan sahabat-sahabatmu ketika mereka masih hidup bukan saat mereka
sudah meninggal. Selama mereka masih hidup dan selama kita masih punya
kesempatan, lakukanlah yang terbaik
untuk mereka. Jika ajal sudah menjemput, semua hal yang terbaik yang kita
lakukan adalah perbuatan yang sia-sia. Lakukanlah yang terbaik saat mereka
masih ada. Tidak ada gunanya kita menangisi orang yang sudah meninggal. TANGISI
dan BAHAGIAKANLAH orang yang masih hidup.
No comments:
Post a Comment