Sunday, May 18, 2014

TUNTUTLAH ILMU SETINGGI MUNGKIN



  
        Titik tolak utama untuk mengembangkan diri bagi seseorang adalah untuk terus menerus belaja, menuntut ilmu secara berkesinambungan dalam hidupnya. Membekali diri dengan berbagai macam disiplin ilmu sama artinya meningkatkan produktivitas diri yaitu berprestasi yang terus meningkat. 

          Menyadari kelemahan dan kekurangan diri itu sama dengan mencari jalan keluar untuk mengembangkan diri atau mencari cara-cara baru yang lebih berdayaguna dan berhasilguna dalam mengerahkan dan mengembangkan hubungan dengan orang lain kearah yang lebih baik dan berkenan dihadapan Tuhan. Mempelajari manusia adalah hal yang sangat penting dalam hidup ini. Tidak dapat disangkal bahwa nilai yang sangat tinggi akan dapat dipetik langsung dengan  “mempelajari manusia” termasuk “mempelajari diri sendiri”. Untuk itu “buku” yang menceritakan pengalaman-pengalaman  manusia sepanjang masa  sangat berguna bagi seseorang. Buku itu menyajikan kepadanya pengalaman-pengalaman orang lain, pengalaman-pengalaman yang berhubungan erat dengan masalahnya sendiri yang tak pernah akan diketahui kalau tidak dari buku itu.

          Menuntut ilmu setinggi mungkin, hanya bisa terjadi kalau seseorang mencintai didikan dan buku. Tidaklah mungkin berhasil seorang  menuntut ilmu, tanpa ia belajar dari berbagai buku. Tidak mencintai buku sama artinya malas membaca  dan itu berarti tidak memiliki ilmu.
Belajar, terus membaca, terus dan terus sepanjang hidupmu,  jangan berhenti dan merasa puas  dengan  apa yang telah diperoleh. Tuntut terus ilmudan berdoa mohon bimbingan kepada  Penciptamu, Tuhan kita. Kehidupan orang berilmu akan semakin kokoh ditopang oleh pemahamasn dan penghayatan akan arti hidup dan kehidupan didalam perkenan Tuhan Penciptamu.
Hal demikian sulit dicapai oleh mereka yang bodoh, malas, tidak mau belajar, tidak mau membaca, tidak mau menuntut ilmu. Anda ingin kehidupan yang penuh dengan kemudahan? “Tuntutlah Ilmu Setinggi Mungkin”.




Saturday, May 17, 2014

BERPIKIR POSITIF



      

 Banyak orang yang cenderung bersikap dan berpikir negatif dalam menghadapi segala persoalan termasuk tekanan yang datang dari orang-orang disekelilinngnya. Pikiran negatif ini tentunya akan membuat orang selalu berburuk sangka terhadap keadaan yang menimpanya. Mereka akan selalu pesimis, dan cenderung menyalahkan keadaan. Namun berbeda dengan orang yang selalu berpikir positif. Mereka akan selalu bersemangat dan mencari cara-cara yang kreatif dalam menghadapi kendala yang ada. Oleh karena itu sebaiknya kita harus selalu berpikir positif dalam setiap keadaan, agar kita selalu bijaksana dalam memutuskan segala perkara dan lebih dari itu dengan selalu mengarahkan pikiran ke sisi yang positif, maka hidup kita akan selalu beroleh damai sejahtera. Menanamkan pikiran yang positif memang bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Namun demikian kita bisa melatihnya dengan menerapkan langkah-langkah berikut ini :

Pertama, mengambil hikmah atau pelajaran dari segala sesuatu yang terjadi. Kita mungkin akan sulit menerima kenyataan ketika sesuatu yang buruk terjadi dalam hidup kita. Namun kita bisa mengambil pelajaran atau sisi positif yang bisa kita dapatkan dari peristiwa itu. Seiring berjalannya waktu, kita akan menemukan berbagai macam kebaikan yang ternyata kita dapatkan dari suatu peristiwa buruk yang menimpa diri kita. 

Kedua, memandang segala sesuatu secara objektif. Orang yang berpikir negatif tidak pernah bisa memandang segala sesuatu secara objektif. Sebab orang lebih mudah melihat kekurangan orang lain daripada kelebihannya. Jangan terburu-buru dalam menilai. Berusahalah melihat segala sesuatu dengan objektif dari berbagai segi, maka kita akan melihat banyak hal positif didalamnya.

Ketiga, menekankan pada hal-hal yang positif. Setelah kita melihat banyak hal yang positif tersebut agar kita bisa menimbang dan memutuskan segala sesuatu dengan benar.

Keempat, berbenah diri. Agar kita selalu bisa berpikir positif, maka kita harus berbenah diri secara terus menerus. Karena itu kita perlu bersikap rendah hati untuk mengakui kelemahan kita dan segera melakukan perbaikan diri. Seperti kita melihat sebuah cermin. Kita akan melihat bagian mana yang tidak beres dengan penampilan kita. Kita tidak akan membiarkan ada sedikit kotoran yang menempel di wajah kita. Jika kita sudah melihat cermin itu. Dan hasilnya, orang lain juga akan melihat nilai-nilai positif dalam diri kita dan akan merespon positif segala hal yang kita lakukan bagi mereka.  Dan yang paling penting, dengan berpikir positif, kebahagiaan akan selalu datang memenuhi hidup kita.


PENENTU RASA NYERI DITEMUKAN



(Sekilas IPTEK)
Rasa nyeri yang muncul saat sakit dikendalikan oleh faktor gen. Sensitivitas terhadap  rasa nyeri bisa dihidupkan, dimatikan ataupun ditata ulang. Ini membuat kepekaan seseorang terhadap nyeri bervariasi, termasuk pada pasangan kembar identik. Hasil tim peneliti dari King  College London, Inggris, yang dipublikasikan di Nature Communications menunjukkan adanya perubahan kimia pada sembilan gen yang mempengaruhi sensitivitas terhadap rasa nyeri. Menurut Jordana Bell, peneliti utama riset, kepada BBC, Rabu (5/2/14), perubahan kimia yang mempengaruhi gen penimbul rasa nyeri lebih efektif, khususnya bagi pasien dengan penyakit kronis. Guru Besar Epidemiologi Genetik King College London Tim Spector mengatakan, perubahan kimia itu mempengaruhi aktif atau tidaknya gen penimbul rasa nyeri. Dengan mengatur ekspresi gen penimbul rasa nyeri, ke depan manusia bisa merasakan rasa nyeri yang jauh berkurangmenggunakan obat-obatan atau mengubah gaya hidup. (BBC/MZW).

Friday, May 16, 2014

ORANG KAYA YANG MISKIN



          Pada umumnya orang kalau menilai seseorang itu kaya atau miskin adalah didasarkan kepada punya rumah besar, harta benda yang melimpah, mobil yang mewah, intinya semua penampilan yang bisa ditangkap oleh mata. Memang biasanya begitulah ukuran dunia. Siapa yang memiliki banyak harta benda dialah  yang disebut orang kaya.  Kadang-kadang orang yang percaya kepada Tuhan juga  menggunakan cara seperti itu untuk mengukur hidupnya sendiri atau orang lain. 

          Namun, Tuhan sendiri punya ukuran yang lain yang bisa kita anggap aneh dan rada nyeleneh. Di mata Tuhan, harta kita yang segunung itu belumlah membuat kita kaya. Ketika seorang kaya yang sampai pusing memikirkan bagaimana harus menyimpan harta kekayaannya itu, justru Tuhan bilang dia bodoh. Orang kaya ini bodoh karena ia kaya tapi sebenarnya miskin. Benar ia punya harta banyak tapi semua harta itu berada diluar dirinya. Yang membuat dia kaya hanya hartanya, tidak termasuk hatinya.  Ia miskin dalam keikhlasan, melarat dalam ketulusan hati. Mungkin ia tidak pernah memberi kepada orang lain. Kekayaannya hanyalah tampak dari luar, tapi sebenarnya hidupnya miskin dihadapan Tuhan. Dia tidak sadar bahwa kalau dia nanti mati, kekayaannya itu tidak bisa dia bawa.

          Pada akhirnya kita perlu merenungkan bahwa harta benda yang berlimpah dan mewah tidaklah menjadi ukuran kekayaan kita dihadapan Yang Maha Kuasa.

Thursday, May 15, 2014

GEN TERKAIT KECERDASAN TERIDENTIFIKASI



(Sekilas IPTEK)
Sekelompok ilmuwan internasional yang dipimpin peneliti dari King’s College London mengidentifikasi gen penentu ketebalan zat abu-abu pada otak yang terkait dengan kecerdasan. Penelitian yang dimuat di Molecular Psychiatry itu bisa membantu ilmuwan memahami mekanisme biologi yang melatarbelakangi gangguan kecerdasan. Mereka meneliti cerebral cortex, lapisan terluar dari otak manusia. Bagian ini dikenal sebagai zat abu-abu dan berperan penting dalam proses mengingat, perhatian, kesadaran perceptual, pemikiran, bahasa dan kesadaran. Tim King’s Collrege menganalisis contoh DNA dan hasil pindaian MRI dari 1.583 remaja sehat berusia 14 tahun. Para remaja itu menjalani berbagai tes untuk menentukan kemampuan verbal dan nonverbal. Sylvane Desrivieres dari bagian psikiatri King’s College London sekaligus pemimpin penelitian menyatakan kepada Sciencedaily, Selasa (11/2/14), “Variasi genetik yang kami identifikasi berkaitan dengan kelenturan sinaps, bagaimana neuron berkomunikasi. Hal ini bisa membantu kita memahami apa yang terjadi di tingkat neuron pada gangguan intelektual.” Para peneliti mengamati lebih dari 54.000 variasi genetik. Mereka mendapatkan, umumnya remaja dengan variasi genetik tertentu memiliki korteks lebih tipis di bagian kiri, hasil tes kemampuan intelektualnya lebih buruk. Variasi itu mempengaruhi ekspresi gen NPTN yang menyandi protein sinaps neuron. (SCIENCEDAILY/ATK).