(Sekilas IPTEK)
Rasa nyeri yang muncul saat sakit
dikendalikan oleh faktor gen. Sensitivitas terhadap rasa nyeri bisa dihidupkan, dimatikan ataupun
ditata ulang. Ini membuat kepekaan seseorang terhadap nyeri bervariasi, termasuk
pada pasangan kembar identik. Hasil tim peneliti dari King College London, Inggris, yang dipublikasikan
di Nature Communications menunjukkan
adanya perubahan kimia pada sembilan gen yang mempengaruhi sensitivitas
terhadap rasa nyeri. Menurut Jordana Bell, peneliti utama riset, kepada BBC,
Rabu (5/2/14), perubahan kimia yang mempengaruhi gen penimbul rasa nyeri lebih
efektif, khususnya bagi pasien dengan penyakit kronis. Guru Besar Epidemiologi
Genetik King College London Tim Spector mengatakan, perubahan kimia itu
mempengaruhi aktif atau tidaknya gen penimbul rasa nyeri. Dengan mengatur
ekspresi gen penimbul rasa nyeri, ke depan manusia bisa merasakan rasa nyeri
yang jauh berkurangmenggunakan obat-obatan atau mengubah gaya hidup. (BBC/MZW).
No comments:
Post a Comment