Mendengar judul tulisan diatas mungkin
saja seseorang bisa merasa aneh dan bingung. Namun kenyataannya hal seperti itu
sudah menjadi hal yang sering terjadi tanpa disadari orang-orang sukses. Seorang penyanyi terkenal setelah keluar dari
rumah sakit habis opname ditanya oleh wartawan. Kalau Anda sudah sehat dan
masih diberi umur panjang sama yang Maha Kuasa, apa yang akan Anda lakukan
kedepan? tanya si wartawan. “Saya akan memberikan waktu banyak untuk
keluarga, banyak berdiam dirumah, banyak belajar dan memberikan sedikit waktu
untuk bernyanyi atau melakukan pertunjukan”. Jawaban tersebut tentu saja
sangat mengejutkan bagi sang wartawan.
Keberhasilan si
penyanyi itu mengadakan show di berbagai daerah dan setiap saat bisa tampil di televisi telah melambungkan
namanya hingga menjadi pujaan banyak orang. Penghasilannya dari berbagai
pertunjukan dan berbagai rekaman telah menempatkan dia termasuk kedalam
kelompok orang terkaya di negeri ini. Lebih lanjut penyanyi itu mengatakan, “Kesuksesan itu berbahaya”. Kita harus
berhati-hati jangan sampai menjadi korbannya.
Apa yang dikatakan si penyanyi itu
sungguh benar. Kalau tidak hati-hati, kita bisa menjadi korban dari kesuksesan
kita sendiri. Apa yang dulunya dikejar-kejar dengan usaha dan kerja keras yang
luar biasa, bisa menjadi penghancur kehidupan seseorang pada akhirnya. Banyak
orang yang sukses dalam karirnya tidak punya waktu lagi bagi keluarganya.
Banyak orang yang sukses dalam karirnya menjadi seperti robot tidak punya waktu
untuk istirahat karena hidupnya sudah tergantung pengaturan orang lain. Suami
yang sukses dalam karirnya dan menghasilkan berlimpah materi sudah tidak punya
waktu memberikan kasihsayang sama isteri
dan anak-anaknya. Isteri yang sukses dan menghasilkan banyak uang menjadi sulit
untuk menundukkan diri sama suaminya.
Sukses dalam pekerjaan
tentu saja perlu. Namun Prioritas kebutuhan keluarga tidak bisa dilupakan. Apa
gunanya kita sukses dalam pekerjaan, tapi hancur dalam keluarga. Bukankah itu
yang disebut Korban dari Kesuksesan?