Sunday, March 30, 2014

TULARKANLAH KEBAHAGIAAN BUKAN PENYAKIT



          Karena bangun kesiangan setelah sampai larut malam merayakan pesta ulang tahunnya, pada hari itu Franky berangkat ke kantornya dengan naik taksi tidak seperti biasanya naik bus kota. Hatinya sangat penuh rasa suka cita setelah menerima berbagai ucapan selamat dan berbagai hadiah dari saudara-saudara dan teman-temannya.  Setelah menaiki sebuah taksi dia menyapa supir taksi dengan sangat ramah, “Selamat pagi pak, apa kabar hari ini?” Baik pak, jawab si sopir taksi. Apakah sudah membawa mobil ini mulai tadi malam, atau baru mulai pagi ini? Oh, saya baru mulai narik pagi ini pak, jawab sang sopir. Apakah bawa mobil sendiri atau mobil orang lain, tanya Franky lebih lanjut. Bukan pak saya bawa mobil orang lain jawab sopir taksi.

          Kalau begitu bapak harus memberikan setoran kepada pemilik mobil setiap hari? Ya, betul sekali pak jawab si sopir taksi. Saya harus mencari setoran 300 ribu rupiah untuk pemilik mobil dulu, selebihnya baru untuk saya dan untuk membeli bahan bakar. Tanpa terasa karena asik berbincang-bincang Franky sudah tiba didepan kantornya. Sebelum turun dari taksi Franky membuka dompetnya dan mengeluarkan tiga lembar uang seratusan ribuan rupiah, sambil berkata  hari ini saya membayar ongkos sejumlah uang setoran, maka bapak tinggal cari kelebihannya untuk dibawa ke rumah dan beli bahan bakar. Terimakasih banyak pak, jawab sopir taksi dengan penuh rasa terharu. Harga menurut Argometer hanya seratus dua puluh ribu rupiah.

           Dengan perasaan yang sangat senang karena pagi-pagi sudah dapat uang setoran, maka dia langsung mampir ke warung nasi langganannya untuk serapan pagi. Sebagaimana biasanya yang punya warung sudah tau makanan dan minuman permintaan dia sehari-harinya, yaitu nasi dengan lauk telur dadar dan minuman teh manis. Tapi sebelum makanannya disajikan pelayan warung itu, si sopir berkata kali ini lauknya ditambah rendang dan minumnya kopi susu katanya.  Setelah selesai makan dia menanyakan berapa biaya makan dan minumnya, lalu yang punya warung berkata dua puluh lima ribu pak katanya. Sang sopir taksi mengambil selembar uang lima puluh ribuan sambil berkata kepada pemilik warung, kali ini saya bayar dua kali lipat, kelebihannya saya berikan tips untuk para pelayan warung ini.

          Ketika sore mau pulang pemilik warung memberikan tambahan transport masing-masing dua belas ribu lima ratus rupiah kepada dua orang pelayan warung tersebut, hasil pemberian sang sopir taksi itu.  Sesampainya dirumah kedua pelayan itu masing-masing mengatakan kepada anaknya, besok pagi mau berangkat sekolah ibu akan memberikatan tambahan uang jajan lima ribu rupiah, dengan permintaan kamu harus lebih rajin lagi belajar. Besok paginya si anak bangun lebih cepat dengan penuh semangat berkemas-kemas mau berangkat sekolah dengan tambahan uang jajan lima ribu rupiah.
Begitulah Franky telah menularkan kebahagian kepada orang lain, termasuk orang yang tidak dikenal.   


Friday, March 28, 2014

ORANG MATI TIDAK BISA MENIKMATI KEINDAHAN



   
       Menabur bunga atau meletakkan karangan bunga diatas kuburan terutama saat jiarah adalah hal yang sering dilakukan oleh seseorang kepada keluarganya atau saudaranya yang sudah meninggal. Demikianlah Ny. Margareth seorang wanita yang selalu rutin setiap bulan membelikan kembang untuk ditaburkan diatas pusara suaminya.

          Sebagai seorang pengusaha yang sangat sibuk dia tidak pernah secara langsung membelikan kembang itu untuk ditaburkan sendiri diatas pusara suaminya. Dia hanya mengirimkan uang kepada seorang penjaga makam untuk membeli sekaligus menaburkan diatas pusara suaminya.  Tapi apa yang terjadi? Penjaga makam itu tidak pernah melakukan apa yang diminta oleh Ny. Margareth. Dia memang selalu membelikan kembang dengan uang kiriman Ny. Margareth, tapi dia mengirimkan kembang itu kepada orang-orang sakit di rumah sakit. Dia berpikir orang mati tidak mungkin dapat menikmati keindahan, tapi orang sakitlah yang perlu diberikan keindahan untuk memberikan semangat agar mampu melawan penyakitnya hingga akhirnya mendapat kesembuhan.

          Suatu ketika Ny.Margareth punya waktu senggang, lalu dia pergi ke makam suaminya dan ingin secara langsung menaburkan bunga diatas pusara suaminya. Sebelum menuju makam suaminya terlebih dahulu dia mampir ketempat penjaga makam itu. Dia ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada penjaga makam yang telah bersedia membeli dan menaburkan bunga diatas pusara suaminya setiap bulan.

          Namun setelah mengucapkan terimakasih, dia kaget dan terperanjat mendengar jawaban penjaga makam itu. “Maaf bu saya tidak pernah melakukan apa yang Ibu minta, tapi saya selalu membeli kembang dengan uang yang ibu kirim, lalu kembangnya saya kirimkan kepada orang-orang sakit di rumah sakit”.
Bagaimana ? tanya Ny. Margareth dengan penuh rasa kecewa.

          Saya tidak mau menaburkan kembang itu diatas pusara suami ibu, karena saya merasa dia sudah tidak bisa menikmatinya, tapi saya yakin banyak orang dirumah sakit yang menderita yang masih bisa menikmatinya dengan harapan akan menambah semangatnya untuk melawan penyakitnya. Dengan penuh rasa kecewa Ny. Margareth langsung pulang kerumahnya. Karena diliputi rasa kecewa beberapa hari dia tidak mau makan, hingga dia jatuh sakit. Karena sakitnya makin parah, akhirnya dia diopname.

Setelah beberapa hari opname di rumah sakit, banyak teman-temannya yang datang besuk, orang-orang yang datang itu membawa beraneka macam kembang. Kembang-kembang yang indah itu ternyata sangat dinikmatinya dan mampu memberi semangat baginya untuk melawan penyakitnya.
Seminggu kemudian sepulang dari rumah sakit dia ingin menjumpai pria penjaga makam itu. “Selamat pagi” Anda tentu belum lupa sama saya. Saya ingin mengucapkan terimakasih, karena telah mendapatkan pelajaran berharga dari tindakanmu. Tindakanmu ternyata telah membantu saya dan banyak orang keluar dari penderitaannya. Kamu tidak mau melakukan pekerjaan yang sia-sia, tetapi telah melakukan pekerjaan yang mulia.

Wednesday, March 26, 2014

MENEMUKAN KEBAHAGIAAN



     
     Seorang milyarder yang menjadi komisaris dari beberapa perusahaan selalu berkeluhkesah karena tidak bisa pernah menemukan kebahagiaan sepanjang kehidupannya yang sudah hampir tiga perempat abad lamanya. Hampir setengah abad dari hidupnya telah digunakan untuk mengumpulkan berbagai harta benda hingga  mempunyai beberapa villa mewah dibeberapa perbukitan yang indah, lahan perkebunan yang cukup luas, beberapa rumah dan apartemen dibeberapa daerah elit, beberapa kendaraan mewah juga  dimiliki yang menjadi tunggangannya sehari-hari kemanapun dia pergi, juga mempunyai pesawat pribadi yang bisa  ditumpangi kemanapun dia ingin terbang apakah itu didalam negeri maupun keluar negeri dan terakhir diapun memiliki satu kapal pesiar. Dengan segala harta yang dimiliki,  dia dan keluarganya telah menjelajahi hampir semua tempat rekreasi dan tempat peristirahatan terindah di muka bumi ini. Segala hal yang dia inginkan setiap saat bisa diperoleh dengan harta melimpah yang dia punyai. 

          Saya telah menjelajahi hampir semua tempat terindah dimuka bumi ini dan dengan harta yang saya miliki bisa dengan mudah bisa memperoleh dan menikmati apapun yang saya inginkan, akan tetapi  belum pernah menemukan kebahagiaan, demikian dia bercerita panjang lebar dan berkeluhkesah kepada seorang temannya pekerja sosial di suatu panti asuhan. Selanjutnya dia berkata kepada temannya itu, bahwa dia merencanakan menjual seluruh harta yang dimiliki dan hasilnya akan disumbangkan kepada suatu lembaga amal setelah menisihkan sebagian kecil untuk membeli sebuah rumah kecil didesa yang jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota dan menabung sedikit di bank untuk bekal hidupnya menjalani hari tuanya dengan harapan diakhir hidupnya bisa menemukan kebahagiaan.

          Terharu melihat temannya sang milyarder itu, pekerja sosial itu mengajaknya ke panti asuhan dimana dia bekerja dengan harapan temannya itu bisa menemukan kebahagiaan. Maka pada suatu hari dia mengikuti ajakan temannya itu menghadiri suatu acara yang diadakan di panti asuhan. Akan tetapi setelah beberapa jam dia mengikuti acara di panti asuhan itu, dia keluar meninggalkan gedung itu dengan langkah yang gontai dan pikiran lesu dia memasuki mobilya yang diparkir dihalaman panti asuhan itu. Tapi baru saja dia mau membuka pintu mobilnya, seorang gadis kecil menarik tangannya dan menegurnya dengan suara lembut “om mau pulang ya”
“Iya, nak jawab sang milyarder itu sambil tersenyum. “Om boleh nggak aku minta sesuatu sama Om? Tanya gadis kecil yang bernama Santy itu. “Boleh” jawab sang milyarder itu. “Tapi, aku takut nggak boleh sama Om”. Sang milyarder itu tersenyum. Dia punya harta berlimpah, apa yang tidak bisa dia beri. Apalagi untuk seorang anak kecil yatim piatu ini, apapun permintaannya pasti gampang bisa dipenuhi. Memangnya Santy mau minta apa? Tanya sang milyarder sambil memegang tangan Santy.  “Om, Santy minta kalau boleh memanggil Om sebagai Ayah, boleh nggak? Sang milyarder merasa kaget. Tenggorokannya terasa tersumbat. Sebuah permintaan yang tidak pernah dibayangkan. Ternyata bukan uang yang diminta, bukan pula pakaian yang indah dan mahal yang diminta Santy, tapi hanya sebutan atau panggilan “ayah”. Tiba-tiba hati sang milyarder itu bergetar hebat. “Boleh, kau panggil aja ayah sama om”. Terimakasih ... ayah. Kapan lagi ayah datang kesini? Santy boleh minta lagi ayah?” “Tentu boleh sayang, mau minta apalagi? “Santy minta, kalau ayah kesini lagi, bawa foto ayah, ya. Santy nanti mau gantung dikamar tidur. Kalau Santy rindu sama ayah, Santy bisa cium foto ayah. Sang milyarder itu manggut-manggut sambil bercucuran air mata memeluk dengan erat dan menciumi Santy dan berkata, besok ayah kesini lagi dan akan bawa foto ayah dan akan sering ketemu Santy. Hati sang milyarder itu berbunga-bunga penuh KEBAHAGIAAN.

           Menemukan KEBAHAGIAAN  bukan harus memiliki harta berlimpah, bukan dengan menjelajahi seluruh bumi, tapi bisa menemukan saat kita bisa memberi apa yang KITA MILIKI untuk orang lain, walau hanya sebuah ungkapan “CINTA” yang sederhana.
 

Monday, March 24, 2014

BEKERJALAH LEBIH CERDAS BUKAN LEBIH KERAS



          Sebagai bentuk kekecewaan dari Fernando kepada pimpinan Perusahaan tempatnya bekerja ia menggalang rasa kebersamaan dengan teman-temannya satu angkatan yang diterima bekerja di perusahaan ekspedisi tersebut. Fernando mengatakan kepada teman-temannya bahwa pimpinan perusahaan telah memperlakukan mereka secara tidak adil karena beberapa karayawan angkatan dibawah mereka yakni Tenry dan kawan-kawannya telah ada yang diangkat menjadi Kepala Cabang. Pada hal Fernando dan kawan-kawannya adalah orang-orang yang rajin dan pekerja keras.  

          Karena rasa kekecewaan yang semakin memuncak, suatu hari Fernando dan kawan-kawan melakukan demo dan mogok kerja serta mengajukan tuntutan kepada pimpinan perusahaan untuk mendapat perlakuan yang adil supaya karyawan-karyawan satu angkatan mereka juga dapat dipromosikan untuk Kepala Cabang seperti teman-temannya yang lain. Mereka merasa pantas juga untuk dapat promosi karena mereka telah bekerja dengan rajin juga telah bekerja keras.
Onggo Wijoyo sebagai pimpinan perusahaan tersebut dapat memahami persoalan tersebut dan mengakui bahwa Fernando dan kawan-kawannya adalah orang-orang rajin dan pekerja keras.  Sebenarnya dia sebagai pimpinan perusahaan tidak ada niat untuk bersikap tidak adil kepada karyawan-karyawannya, bahkan dia berusaha objektif dan menilai secara cerdas siapa karyawannya yang paling pantas untuk mendapat promosi.

          Untuk mengatasi keresahan karyawan yang timbul di perusahaan itu, ia segera mengambil langkah yang dianggap perlu untuk dapat menenteramkan para karyawan serta memberikan suatu kesadaran kepada mereka. Dia memanggil kedua kelompok karyawan tersebut dan memberikan penugasan yang sama.
Fernando dan kawan-kawan coba kamu pergi ke terminal, kamu lihat apa yang ada disana.
Beberapa saat kemudian Fernando dan kawan-kawannya menghadap, lalu pak Onggo bertanya ; “Sudah kamu lihat” Sudah pak jawab mereka. Ada apa disana? Ada bis pak. Berapa banyak? Tanya pak Onggo lagi. Mereka pergi lagi ke terminal, lalu menghadap lagi dan berkata 50 bis pak. Sekarang tiba giliran dari Tenry dan kawan-kawan dan memberikan penugasan yang sama. Tenry dan kawan-kawannya pergi, beberapa saat kemudian mereka kembali menghadap. Tenry dan kawan-kawannya melaporkan kepada pimpinannya, di terminal ada 50 bis, yaitu 20 buah bis AC, 10 buah bis AC + Toilet dan 20 buah bis non AC. Perbedaan ongkos rata-rata untuk tujuan yang sama bis AC dan Non AC adalah 20 ribu rupiah pak katanya.

          Fernando dan kawan-kawan sangat kagum mendengar laporan dari Tenry dan kawan-kawan, dan menyadari kelebihan dari mereka. Hal tersebut memberikan kesadaran bagi Fernando dan kawan-kawannya dan mengurungkan niat untuk tuntutannya dan berjanji untuk belajar lebih banyak lagi tidak hanya bekerja lebih keras tetapi harus juga bekerja lebih cerdas.
 Karena untuk sukses tidak cukup dengan bekerja lebih keras, tapi harus meneliti lebih banyak, lebih cerdas, bekerja lebih banyak dan mengerti lebih mendalam. Mampu melihat beberapa tahun kedepan bukan hanya beberapa hari kedepan

Saturday, March 22, 2014

JANGAN MIMPI BISA MEMUASKAN SEMUA ORANG



Pada suatu pasar berjualanlah seorang pedagang beras. Supaya diketahui orang banyak Ia memasang papan pengumuman bertuliskan "Disini Jual Beras Impor"

Beberapa saat kemudian datanglah seorang pembeli yang menanyakan tentang tulisannya. "Mengapa kau tuliskan kata :DISINI? Bukankah semua orang sudah tau kalau kau berjualan DISINI , bukan DISANA?"
"Benar juga!" pikir si penjual Beras, lalu dihapusnya kata "DISINI" dan tinggallah tulisan "JUAL BERAS IMPOR".

Selanjutnya datang pula pembeli  kedua yang juga bertanya tentang tulisan itu.

"Mengapa kau pakai kata IMPOR ? bukankah semua orang sudah tau kalau yang kau jual adalah beras impor, bukan beras lokal?"

"Benar juga" pikir si penjual beras, lalu dihapusnya kata "IMPOR”
Tak lama kemudian datanglah pembeli ke tiga yang juga menanyakan hal yang sama : "Mengapa kau tulis kata JUAL? Bukankah semua orang sudah tau kalau beras ini untuk dijual, bukan  untuk dibagi-bagikan?"

Benar juga pikir si penjual beras, lalu dihapusnya kata JUAL dan tinggalah tulisan "BERAS"

Beberapa menit kemudian, datang pula pembeli ke empat, yang juga dengan pertanyaan yang sama : "Mengapa kau tulis kata BERAS?, bukankah semua orang sudah tau kalau ini Beras bukan Kacang Kedele?"

"Benar juga" pikir si penjual beras, lalu diturunkannya papan pengumuman itu.

 Jangan pernah berpikir bisa memuaskan semua orang, yakinlah itu hal yang mustahil.... atau bahkan kita malah justru bisa mempersulit diri sendiri
Adalah fakta bahwa manusia selalu berbeda pendapat.

Bersikaplah bijaksana, berpegang pada prinsip, biarkan  orang lain punya pendapat.  
Hargai pendapat orang tapi ambil yang terbaik menurut anda.