Friday, March 7, 2014

PERJUANGAN PANJANG SEORANG IBU



          Semua agama pastilah mewajibkan atau mengajarkan supaya semua anak berbakti dan menghormati ibu atau orang tuanya. Coba kita bayangkan bagaimana beratnya perjuangan seorang ibu selama sembilan bulan sepuluh hari membawa-bawa kita dalam kandungannya kemanapun dia pergi. Sembilan bulan tentulah bukan waktu yang singkat memberikan rahimnya kita tempati secara gratis. Semakin besar atau semakin tua kandungannya semakin beratlah beban yang dirasakan dan keadaannya bisa semakin lemah. Sesekali ia mengusap perutnya dengan penuh harap semoga anaknya lahir dengan selamat. Tak pernah mengeluh walaupun setiap hari harus menanggung beban berat yang semakin bertambah. Hingga tiba saatnya yang dinantikan, nyawa harus dipertaruhkan untuk proses kelahiran si bayi yang dikandungnya. Rasa sakitnya belum hilang setelah melahirkan, ia menyusui bayi selama enam bulan hingga satu tahun.

           Doa yang ia panjatkan sedikitpun tidak berisi keluhan, karena ia sadar bahwa anak itu adalah titipan yang Maha Kuasa yang harus dipertanggungjawabkan. Seringkali diwaktu malampun ia tidak bisa beristirahat karena bayinya sering terbangun dan menangis karena lapar. Dengan perasaan penuh keikhlasan ia selalu bangun untuk menyusui bayinya hingga tidur kembali sesudah kenyang. Hal itu adalah merupakan awal dari perjuangan panjang seorang ibu  untuk membesarkan dan mendidik anak-anaknya, sehingga ada ungkapan yang mengatakan bahwa “Ibu merupakan sekolah pertama bagi anak-anaknya”. Selanjutnya dia akan menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin untuk bekal hidupnya dikemudian hari. Setelah menyelesaikan pendidikannya tak jarang pula ia harus ia ikut mencarikan pekerjaannya hingga menuntunnya sampai kejenjang perkawinan atau berumah tangga.

          Begitulah beratnya perjuangan panjang seorang seorang ibu, dan tidak ada yang sanggup mengganti perjuangan ibunya.  Maka patutlah miris perasan kita mendengar berita atau melihat seorang anak menganyaya ibunya untuk uang atau harta yang tak seberapa nilainya, bahkan harus menempatkan ibunya yang sudah tua di Panti Asuhan atau Panti Jompo,  karena tidak ada anak-anaknya yang bersedia mengasuhnya.

          Doa seorang ibu untuk kebaikan dan keberhasilan anak-anaknya adalah doa yang sangat manjur dan sangat besar kuasanya. Maka tidak salah atau berlebihan kalau ada ungkapan yang mengatakan “Surga berada dibawah telapan kaki Ibu”.
 
          Maka seperti apapun keberadaannya ibu yang melahirkanmu, wajib hukumnya untuk dikasihi atau dihormati. Ia mengasihi kamu melebihi dirinya sendiri. Menyimpang dari keharusan menghormati dan mengasihi ibu, durhaka akibatnya. Anda ingin hidup bahagia dan penuh kasih sayang? “Kasihilah Ibumu”.

No comments:

Post a Comment