Sunday, March 9, 2014

INGAT KEBAIKAN ORANG DAN LUPAKAN KESALAHANNYA



          Suatu ketika seorang pria berkeluh kesah dan bercerita kepada ayahnya yang sudah 25 tahun berumah tangga tapi hampir tidak pernah dia lihat bertengkar dengan ibunya. Apa rahasianya ayah tidak pernah bertengkar sama ibu yang sudah 25 tahun berumah tangga, sementara saya baru 1 tahun berumah tangga hampir tiap hari bertengkar sama isteri saya, tanya pria itu. Tanpa memberikan jawaban sang ayah langsung masuk kamar mengambil sebuah buku harian dengan tulisan tangan yang acak-acakan sambil menyodorkan sama pria anaknya itu. 

          Dengan tekun si pria itu membaca tulisan tangan di buku harian ayahnya tersebut. Setelah selesai dibaca, si pria itu tidak menemukan sesuatu hal yang luar biasa, tapi hanya hal-hal sepele. Misalnya, “Setiap pagi dia menyiapkan serapan buat saya”, “Kalau aku pulang terlambat dia dengan sabar menungguku”, “Setiap hari dia memasak makanan kesukaanku” Buku itu penuh dengan pujian untuk isterinya. Ibumu kalau marah juga suka mengomel. Karena aku terbiasa menuliskan kebaikannya, saat merasa  kesal aku suka membaca kebaikannya hingga rasa kesalku hilang. Itulah yang saya lakukan kata sang ayah. Pria itupun merasa penasaran dan bertanya sama ayahnya, apakah ibu pernah membaca buku harian ayah ini? “Ibumu juga punya buku harian tentang kebaikanku, maka kamipun sering bertukar buku lalu saling mentertawakan diri masing-masing”. 

          Orang bijak berkata, tulislah kebaikan orang diatas batu, tetapi tulislah kesalahannya diatas pasir. Ketika angin berhembus, maka dengan mudah tulisan diatas pasir akan terhapus sementara tulisan diatas batu akan tetap terbaca dengan baik. Seringkali kita memang lebih mudah mengingat kesalah orang lain ketimbang mengingat kebaikannya. Maka berusahalah mengingat kebaikan orang dan melupakan kesalahannya, selanjutnya berusahalah mengingat kesalahanmu dan lupakan kebaikanmu.

No comments:

Post a Comment