Suatu hari, ada seorang tukang kayu melewati hari yang melelahkan. Pasalnya, ketika dia hendak berangkat bekerja. Ban kendaraannya bocor dan dia harus kehilangan waktu satu jam untuk sampai ke tempat kerjanya. Sesampai di tempat kerjanya, gergajinya tidak dapt digunakan. Ketika dia hendak pulang kembali ke rumah, mobil tuanya tidak bisa dinyalakan. Untungnya ada seorang teman yang mau mengantarnya pulang. Tukang kayu itupun diam sepanjang perjalanan karena jengkel. Di perjalanan dia meminta temannya untuk berhenti sejenak di sebuah pohon di tepi jalan. Di pohon itu, si tukang kayu menyentuh ujung-ujung dahan itu dengan kedua tangannya. Setelah itu, dia kembali ke mobil temannya dengan wajah yang gembira jauh berbeda dengan sebelumnya. Keesokan harinya di pun melakukan hal yang sama.
Temannya begitu penasaran dengan apa yang dilakukannya. Dia
kemudian bertanya kepada si tukang kayu itu,
“Apa yang kau lakukan di situ?” “Oh, itu pohon kesukaranku,” jawab si
tukang kayu. “Aku selalu menghadapi berbagai kesukaran dalam pekerjaanku, tapi
satu hal yang pasti, semua itu tidak boleh muncul di rumah yang menjadi tempat
tinggal isteri dan anak-anakku. Jadi aku menggantungkan semua kesukaranku itu
diatas pohon sebelum aku pulang. Lalu di pagi harinya aku akan mengambilnya
kembali. Tetapi lucunya, ketika aku keluar rumah di pagi hari untuk
mengambil semua kesukaranku, bebannya tidaklah
seberat yang kuingat di malam sebelumnya.”
Apakah selama ini kita melakukan hal yang sama dengan si
tukang kayu itu? Atau justru kita mencampuradukkan masalah pekerjaan dengan
rumah, atau sebaliknya kita membawa masalah rumah di dalam pekerjaan kita?
Sehingga kita tidak bisa menahan diri dan terbawa emosi? Stop! Kita harus
belajar mengendalikan diri. Kita harus bisa menempatkan diri kapanpun dan
dimanapun kita berada. Jangan biarkan amarah menguasi diri kita, baik ketika pulang
ke rumah atau berangkat ke tempat kerja. Jangan sampai kita justru melakukan
kesalahan-kesalah fatal hanya karena kita tidak bisa mengendalikan diri. Tinggalkanlah
amarah dan milikilah hati yang senantiasa bersukacita sehingga keharmonisan
rumah tangga maupun relasi kita dengan orang-orang ditempat kita senantiasa
terjaga. Produktivitas kita akan meningkat dan kita akan menjadi lebih siap
untuk menghadapi tantangan yang menanti dihadapan kita.
No comments:
Post a Comment