Thursday, April 3, 2014

MASIH BANYAK ORANG YANG BAIK HATI



          Pada suatu hari saya naik Mikrolet  dari Gandaria  menuju Terminal kampung Melayu, Jakarta Timur.
Supir Mikrolet  itu adalah seorang anak muda. Didalam mirolet itu sudah duduk 7 orang penumpang, termasuk saya. Masih bisa mengangkut 4 orang lagi penumpang.
 Sepanjang perjalanan dari Gandaria sampai Cililitan, mikrolet saling menyalip untuk berebut penumpang. Tapi ada pemandangan aneh. Di depan angkot yang kami tumpangi, ada seorang ibu dengan 3 orang anaknya  berdiri di pinggir jalan. Setiap ada angkot yang berhenti dihadapannya, dari jauh kami bisa melihat si ibu bicara kepada sopir mirolet, lalu mirolet tersebut melaju kembali.
 Kejadian ini terulang sampai tiga kali. Lalu ketika mikrolet  yang kami tumpangi berhenti, si ibu bertanya: "Nak, sampai Terminal kampung Melayu ya?" sopir tentu saja menjawab "ya". Tapi anehnya si ibu tidak segera naik. Ia berkata  "Tapi saya dan 3 anak saya tidak punya ongkos." Sambil tersenyum, sopir itu menjawab, "Tidak apa-apa Bu, naik saja," ketika si Ibu tampak ragu-ragu, si supir mengulangi perkataannya "Ayo bu, naik saja, tidak  apa-apa .."
Saya sangat kagum melihat kebaikan Supir mikrolet  yang masih muda itu, di saat jam sibuk dan angkot lain saling berlomba untuk mencari penumpang, tapi si supir muda ini merelakan 4 kursi penumpangnya untuk si ibu dan 3 orang  anaknya.
Setelah  sampai di terminal Kampung Melayu, 4 penumpang gratisan ini turun. Si Ibu mengucapkan terima kasih kepada Supir. Tapi dibelakang ibu itu, seorang penumpang pria turun lalu membayar dengan uang Rp20.000 ,-
Ketika supir hendak memberi kembalian, karena ongkos hanya Rp.4.000,- Pria itu bilang bahwa uang itu untuk ongkosnya dengan  4 orang penumpang gratisan tadi. "Teruslah jadi orang baik ya, Dek," kata pria tersebut kepada sopir mikrolet muda itu...
Siang  itu saya benar-benar kagum dengan kebaikan-kebaikan kecil yang saya lihat. Seorang Ibu miskin tapi jujur, seorang Supir yang baik hati dan  seorang penumpang yang dermawan. Mereka saling mendukung untuk berbuat kebaikan.
Sekiranya ada sepertiga saja penduduk bangsa kita seperti ini, maka dunia akan berubah  meniru kebaikan kita.
Ingatlah  perbuatan baik akan selalu berbuah manis pada waktunya.

No comments:

Post a Comment