Disuatu desa
ada seorang yang kaya raya yang selalu menjadi bahan perbicangan semua
masayakat desa. Menjadi bahan
perbicangan semua masyarakat desa bukan karena dia sebagai orang kaya dermawan
yang suka menolong orang miskin dan kaum duafa, tetapi sebaliknya dia terkenal
sebagai orang kaya yang sangat pelit, tidak punya rasa peduli sama orang lain,
tidak pernah bersedekah atau beramal.
Pelit dan
hemat tentu saja itu dua hal yang berbeda bahkan bertolakbelakang. Pelit itu
sama dengan kikir. Sedangkan hemat bisa diartikan dengan irit atau ekonomis.
Perbedaan dua sifat tersebut diatas tentu sangat jauh berbeda dan sangat
konkrit.
Namun demikian dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang
seringkali salah kaprah menerapkan tindakan untuk dua sifat tersebut diatas.
Maksudnya mau berhemat, tapi kenyataannya menjadi pelit atau kikir, karena
terlalu hemat. Pelit berarti terlalu hemat menggunakan uang dan harta bendanya.
Pelit atau
kikir adalah sifat buruk yang tidak boleh dimiliki oleh orang-orang percaya,
karena sifat pelit akan membawa seseorang menjadi kekurangan bahkan menjadi
miskin. Hendaklah menjadi orang yang memiliki sifat murah hati. Karena orang
yang murah hati yang suka menolong orang
lain atau dermawan akan mendapat berkat yang berkelimpahan. Kunci untuk
mengalami hidup berkelimpahan bukan dengan cara hidup kikir atau pelit, tapi
dengan bermurah hati, sebab kapasitas menerima sangat tergantung dengan
kapasitas memberi. Kita baru dapat mengalami kelimpahan apabila kita sudah
bermurah hati.
Anda ingin hidup berkelimpahan? Jadilah orang yang bermurah hati dan
menabur banyak, karena dengan menabur banyak, kelak anda akan menuai dan memperoleh
banyak.
No comments:
Post a Comment