Tuesday, February 11, 2014

JANGAN PELIT



          Disuatu desa ada seorang yang kaya raya yang selalu menjadi bahan perbicangan semua masayakat  desa. Menjadi bahan perbicangan semua masyarakat desa bukan karena dia sebagai orang kaya dermawan yang suka menolong orang miskin dan kaum duafa, tetapi sebaliknya dia terkenal sebagai orang kaya yang sangat pelit, tidak punya rasa peduli sama orang lain, tidak pernah bersedekah atau beramal.

Pelit dan hemat tentu saja itu dua hal yang berbeda bahkan bertolakbelakang. Pelit itu sama dengan kikir. Sedangkan hemat bisa diartikan dengan irit atau ekonomis. Perbedaan dua sifat tersebut diatas tentu sangat jauh berbeda dan sangat konkrit.
Namun demikian dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang seringkali salah kaprah menerapkan tindakan untuk dua sifat tersebut diatas. Maksudnya mau berhemat, tapi kenyataannya menjadi pelit atau kikir, karena terlalu hemat. Pelit berarti terlalu hemat menggunakan uang dan harta bendanya. 

          Pelit atau kikir adalah sifat buruk yang tidak boleh dimiliki oleh orang-orang percaya, karena sifat pelit akan membawa seseorang menjadi kekurangan bahkan menjadi miskin. Hendaklah menjadi orang yang memiliki sifat murah hati. Karena orang yang murah hati  yang suka menolong orang lain atau dermawan akan mendapat berkat yang berkelimpahan. Kunci untuk mengalami hidup berkelimpahan bukan dengan cara hidup kikir atau pelit, tapi dengan bermurah hati, sebab kapasitas menerima sangat tergantung dengan kapasitas memberi. Kita baru dapat mengalami kelimpahan apabila kita sudah bermurah hati.

          Anda ingin hidup berkelimpahan? Jadilah orang yang bermurah hati dan menabur banyak, karena dengan menabur banyak, kelak anda akan menuai dan memperoleh banyak.

     

No comments:

Post a Comment