Kehidupan selalu dipengaruhi dua sifat, yaitu “sifat moralitas” dan “materialis”. Dengan sifat moralitas
dimaksudkan sebagai sopan santun yang terkandung didalam hati yang mendasari
segala sesuatu perbuatan yang berhubungan dengan etika atau adat sopan santun,
sedang sifat materialis dimaksudkan sebagai sifat yang mementingkan kebendaan
(harta, uang dan sebagainya).
Penilaian tentang sesuatu dari orang yang bersifat moralitas,
akan bertolakbelakang dengan penilaian
yang bersifat materialis. Orang moralis menilai kebahagiaan hidup ini dari
sudut pandang hubungan sopan santun, kebaikan dan kebersamaan sedangkan orang
materialis menilai kebahagiaan dari sudut pandang kebendaan, harta dan uang.
Dengan demikian “hiduplah rukun”, nilainya
akan menjadi berbeda untuk kedua titik pandang penilaian tersebut diatas.
Maksud penulis dengan “HIDUPLAH”
adalah anjuran yang menyatakan harapan mudah-mudahan tetap selamat, bekerja
sebagaimana mestinya atau seharusnya, sedang “RUKUN” adalah, baik dan damai, bersatu hati, bersepakat, tidak
bertengkar. Dengan demikian “hiduplah rukun” hanya bisa diwujudkan apabila
dalam kehidupan ini dilandasi atau didasarkan pada adat istiadat sopan santun,
yaitu permintaan yang didasarkan pada titik pandang moralis.
Permintaan orang tua terhadap anak-anaknya adalah agar hidup
rukun, baik suami isteri maupun bersaudara, saling menghormati, saling membantu,
karena hanya dengan demikianlah kemajuan dan kebahagiaan dapat diperoleh dan
dimiliki. Praktek “hidup rukun” harus dimulai dari Rumah Tangga dan antar
bersaudara untuk kemudian terhadap orang lain.
Kehancuran “hidup rukun” diawali dari keinginan “menguasai,
mengatur dan memiliki”. Nilai segala tindakan dan perbuatannya bertumpu pada
kebendaan, harta dan uang. Segalanya dari sudut pandang materialis.
Pertengkaran
atau perselisihan yang banyak ditemukan diantara yang bersaudara sudah ada dari
zaman batu sampai zaman tehnologi canggih maupun zaman informasi ini yang
sebagian besar karena perebutan harta benda.
Apakah anda mau hidup
rukun? Apabila
jawabnya “ya”, maka hiduplah berdasarkan “Sifat Moralitas”.
No comments:
Post a Comment