Wednesday, November 6, 2013

SURGA DIBAWAH TELAPAK KAKI IBU



          Mungkin  sudah banyak orang yang yang pernah mendengar ungkapan seperti judul tulisan diatas, atau kitapun juga sudah sering mendengarnya. Tetapi apakah diantara  kita ada yang pernah memaknai  ungkapan tersebut? Penulis mencoba memaknai sesuai perasaan dan pengalaman hidup sendiri maupun pengalaman hidup orang lain. 

          Seorang ibu lebih mengasihi anak-anaknya daripada dirinya sendiri. Betapa tidak! Dia, Ibumu, mengandung kamu paling sedikit lamanya sembilan bulan sepuluh hari lamanya. Pada waktu itu, dikala dia tidur kamu mengganggunya, dikala  duduk dia sering gelisah, saat berjalan dia bisa terseok-seok karena kamu semakin membesar dalam perutnya. Tanpa diduga kamu menerjang dalam perutnya, bentuk tubuhnya yang tadinya mempesona tanpa kompromi kamu jadikan menjadi bentuk yang tidak mempesona. Pakaian kesayangannya yang indah buatan perancang mode terkenal tidak dapat lagi dipakai dan harus diganti dengan baju hamil yang bentuk dan ukurannya tidak karuan.
Dikala melahirkanmu, deritanya begitu ngeri, sakit yang sangat memilukan hati, sepertinya maut akan segera merenggut jiwanya. Setelah kamu menjadi bayi atau orok, dia kamu paksa menyusuimu dihadapan orang-orang  tanpa merasa malu mempertontonkan sesuatu yang sepanjang masa kehidupannya selalu dilindungi dan disembunyikannya, akan tetapi karena desakanmu dan demi kamu terpaksa dikeluarkannya menyusuimu. Dia, Ibumu dengan segala keberadaannya, membesarkan, memelihara dan mendidik kamu. Beban yang ditanggungnya sejak mengandung, melahirkan dan membesarkan sampai kamu menikah sungguh tidak dapat dinilai atau diukur besarnya, kecuali dengan sebuah ungkapan kalimat “dia, ibumu mengasihi kamu melebihi dirinya sendiri”.

          Apakah yang diharapkan seorang ibu dari anak-anak yang dilahirkannya? Harapannya, tak lain hanyalah kebahagiaan anak-anaknya dan bukan untuk dirinya sendiri. Namun apa yang menjadi harapan seorang ibu itu, dizaman sekarang ini, seringkali berubah, berbalik menjadi wujud derita sengsara yang tidak ada taranya bagi seorang ibu yang mengharapkan kebahagiaan anak-anaknya, justru datangnya dari perilaku anak kandungnya sendiri. Bukankah begitu banyak berita yang kita dengar dan kita baca tentang perlakuan yang tak senonoh oleh seorang anak terhadap ibu kandungnya?

- Seorang anak bersama isterinya mengusir ibu kandung dari rumah miliknya sendiri hanya karena keinginan untuk menguasai rumah dan harta milik ibunya itu.
- Seorang anak menimpuk ibu kandungnya dengan batu bata sampai mati hanya karena uang dan makanan.
- Seorang anak setelah menguasai seluruh harta kekayaan ibu kandungnya, menyengsarakan ibunya itu dengan mengirim ke pati jompo.

Seorang ibu rela mempertaruhkan nyawanya demi kebahagiaan anak-anaknya. Surga kita maknai sebagai sumber dari segala kenikmatan dan kebahagiaan. Maka tidaklah berlebihan kalau dikatakan “Surga Berada Dibawah Telapak Kaki Ibu”, karena dalam perjalanan hidupnya penuh perjuangan dan penderitaan demi kebahagiaan anak-anaknya.

          Janganlah sekali-kali menempatkan ibumu dalam penilaian berdasarkan unsur jeleknya, cerewetnya, keberingasannya, hartanya atau buruk rupa dan perilakunya. Siapapun dia, ibumu itu adalah yang melahirkanmu, yang wajib dikasihi. Menyimpang dari keharusan mengasihi ibu, durhaka akibatnya.  Anda ingin hidup bahagia dan penuh kasih sayang? “Kasihilah Ibumu”.

No comments:

Post a Comment