Pada dasarnya zona nyaman selalu menjadi pembunuh kehidupan. Mereka-mereka yang ada pada area ini, akan terjebak pada pola kehidupan yang rutinitas, nyaman, bebas dan jauh dari tantangan kehidupan. Ketika semua ini terjadi, maka janganlah heran jika pada akhirnya kita akan tiba pada “kematian”. Kematian yang dimaksud adalah lambat laun kehidupan yang kita jalani tidak berkembang lagi, bahkan lama-kelamaan terpuruk dan mati alias tidak ada lagi pertumbuhan.
Konon di satu
saat yang telah lama berlalu, Elang dan Kalkun adalah dua burung yang berteman
baik. Dimanapun mereka berada, kedua
teman tersebut selalu pergi bersama . Bukan pemandangan yang aneh lagi bagi
manusia melihat Elang dan Kalkun terbang bersebelahan melintasi udara bebas. Suatu
hari ketika mereka terbang, Kalkun berbicara kepada Elang, “Mari kita turun dan mencari makanan. Perut saya sudah lapar”.
Kemudian keduanya turun lalu melihat beberapa binatang lain sedang makan dan
memutuskan untuk bergabung dengan mereka. Mereka mendarat dekat dengan seekor
sapi yang sedang makan jagung, namun sewaktu memperhatikan bahwa ada Elang dan
Kalkun sedang berdiri dekat dengannya, Sapi berkata, “Selamat datang, silakan cicipi jagung ini”.
Kedua burung
itu terkejut, mereka tidak biasa melihat jika ada binatang lain berbagi makanan
mereka dengan mudahnya. “Mengapa kamu
membagikan jagung milikmu dengan kami?” Sapi menjawab, “Oh, kami punya
banyak makanan disini. Tuan Petani
memberikan bagi kami apapun yang kami inginkan.”
“Maksudmu, Tuan
Petani itu memberi kepadamu semua yang
ingin kamu makan? “Betul sekali.
Bahkan kami juga diberi tempat tinggal”. Elang dan Kalkun terkejut. Mereka
belum pernah mendengar hal seperti itu. Mereka selalu harus mencari makanan dan
bekerja untuk mencari tempat bernaung.
Ketika tiba
waktunya untuk meninggalkan tempat itu, Kalkun dan Elang berdiskusi lagi
tentang situasi itu. Kalkun berkata, “Mungkin kita harus tinggal disini. Karena
kita bisa mendapatkan semua makanan yang kita inginkan tanpa perlu bekerja
lagi. Elang menjawab, “Sulit dipercaya
kalau ada pihak yang mendapat sesuatu tanpa berusaha. Saya lebih suka terbang
tinggi, bekerja dan menghadapi tantangan agar dapat tetap hidup.” Akhirnya
mereka berpisah, Kalkun memutuskan tinggal menetap disitu, sementara Elang
pergi.
Semuanya
berjalan dengan baik bagi si Kalkun. Ia makan semua yang ia inginkan tanpa
bekerja. Lambat laun ia menjadi gemuk dan malas. Namun suatu hari ia mendengar
isteri Tuan Petani mengatakan bahwa Hari Raya Thanks giving akan tiba beberapa
hari lagi dan alangkah enaknya jika ada hidangan Kalkun panggang untuk makan
malam. Mendengar hal itu, si Kalkun memutuskan sudah waktunya pergi dari tempat
itu dan bergabung kembali dengan teman baiknya, si Elang yang sudah pergi sebelumnya.
Namun ketika berusaha terbang, ia hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya karena
tubuhnya terlalu gemuk. Akhirnya di Hari Thanks giving keluarga Tuan Petani
duduk bersama menghadapi dan menyantap panggang daging Kalkun besar yang sedap.
Apa yang salah dari si Kalkun? Jelas ia telah
menikmati zona nyaman, sehingga ia tidak bisa lagi kembali pada kebiasaan
lamanya. Tidak memiliki kemampuan lagi untuk mengembangkan identitasnya.
Sementara Elang membuat keputusan bijak dengan tidak mau terjebak di zona
nyaman.
Dari kisah
tersebut diatas kita semua dapat memetik nilai kebenaran.
Pertama, jangan pernah mengubah identitas
Anda demi mendapat kenyamanan. Yang harus kita kerjakan adalah tetap bekerja
sesuai dengan tanggungjawab dan identitas diri kita, maka akan ditemukan
kehidupan yang berkembang, yang pada gilirannya membawa kita kemaksimalan dan
kebermaknaan diri.
Kedua, jangan tergiur dengan kehidupan yang
serba ada, karena hal itu akan melemahkan daya juang dalam diri kita untuk
mengukir prestasi. Ketika seseorang mudah tergiur dengan kehidupan yang serba
ada, apalagi jika mendapatnya gratis, maka hal itu akan membunuh daya
kreativitas dalam hidup kita.
Ketiga, menjauhlah dari kemalasan jika ingin
sebuah kehidupan yang tetap berkembang, progresif dan mencapai kemandirian.
Salah satu hukum kehidupan yang perlu kita tanamkan adalah jangan hidup dalam
kemalasan, hal itu akan membunuh dan mematikan kehidupan kita. Kita harus
menjauhkan kemalasan supaya hidup kita menemukan hal-hal terbaik.
No comments:
Post a Comment