Bagi kita
yang hidup dikota besar seperti Jakarta, menemukan anak-anak remaja atau
anak-anak muda yang nakal, urakan dan sering terlibat perkelahian maupun tawuran sudah merupakan pemandangan yang
biasa, dimana kita juga sering melihat di Televisi atau membaca di mass media
anak-anak sekolah ataupun mahasiswa yang terlibat perkelahian dijalanan dan
ditangkap aparat keamanan karena menggunakan narkoba. Bahkan kitapun tidak
perlu heran lagi kalau ada suatu hasil penelitian yang mengatakan bahwa tidak
satupun RW di Jabodetabek yang terbebas dari penggunaan narkoba, karena
faktanya memang demikian. Entah itu karena pengaruh dari gaya kehidupan
dikota-kota besar yang banyak bersifat tidak mendidik bagi anak-anak muda atau
karena kesulitan kehidupan secara ekonomi ataupun kesalahan orang tua yang
kurang perhatian dan tanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya.
Maka
menemukan anak muda yang baik hati dan penuh sikap sopan santun bisa menjadi
hal yang langka dan sangat mengesankan bagi kita dikota-kota besar. Akibat dari sikap yang kurang hati-hati
mengemudikan kendaraan, pada suatu hari saya mengalami tabrakan kendaraan
dengan seorang anak muda yang mengemudikan kendaraan sedan. Karena saya
terburu-buru mengejar waktu untuk bisa ikut appel pagi kantor, di depan Taman
Makam Pahlawan Kalibata saya memutar balik terlalu cepat dan tidak
memperhitungkan dengan cermat kecepatan kendaraan yang datang dari arah
Pancoran, maka mobil saya (kijang) menabrak mobil sedan yang dikendarai oleh
seorang anak muda. Akibatnya lampu besar sebelah kiri mobil saya hancur dan
pintu depan sebelah kanan sedan yang dikendarai anak muda itu penyok dan hingga
kena stir. Tiba-tiba beberapa tukang ojek yang disekitar itu langsung
mengerubuti kami dan menunjuk-nunjuk saya dan berteriak-teriak mengatakan mobil
kijang ini yang salah. Kami berduapun turun masing-masing meminggirkan mobilnya
ke trotoar. Setelah mobilnya dipinggarkan anak muda itu dengan suara yang
mantap dan sopan berkata kepada tukang-tukang ojek yang masih berkerumun,
bapak-bapak semua mohon tenang dan mohon maaf tidak usah ikut campur biar kami
selesaikan berdua persoalannya, kami sama-sama salah katanya. Akhirnya tukang
ojek itupun pada pergi satu-satu dengan pandangan yang mengandung rasa heran
melihat sikap anak muda itu.
Setelah
kerumunan tukang ojek itu bubar sayapun
mendatangi anak muda itu untuk minta
maaf karena merasa saya yang salah. Kalaupun dia mengaku ikut salah saya merasa
punya andil kesalahan yang paling besar. Saya berkata,maaf mas saya agak
terburu-buru sehingga terjadi kecelakaan ini. Saya minta tolong mas, ini
kecelakaan tidak disengaja dan tidak ada yang menginginkan, kalau boleh
biarlah kita menanggung kerusakan dan memperbaiki kendaraan masing-masing, sekali
lagi saya minta maaf saya sadar ini kesalahan saya. Tapi, tiba-tiba anak muda
itu memberikan jawaban yang tidak saya duga-duga dan menyejukkan perasaan.
Dengan ucapan yang mantap dan sangat simpatik dia berkata, Bapak tidak usah
khawatir mobil saya pakai asuransi dan sayapun bisa bantu untuk memperbaiki
mobilnya, asal Bapak bersedia minta surat keterangan dari polisi untuk
kepentingan urusan asuransi bahwa mobil kita mengalami kecelakaan. Tentu saja
saya menyambut tawarannya itu dengan senang hati dan penuh rasa sukacita.
Selanjutnya dia memberikan kartu namanya disertai dengan kartu nama ayahnya
sambil berkata, mana tau ada kesulitan dikantor polisi boleh tunjukkan kartu
nama ini. Sebenarnya saya tidak terlalu suka untuk menggunakan Kartu nama ayahnya
itu, karena terkesan sedikit arogan dan menggunakan power, dimana ayahnya
seorang Kolonel Angkatan Darat. Walaupun akhirnya terpaksa saya gunakan juga
karena mendapat pelayanan yang kurang simpatik di kantor polisi.
Besoknya saya
pergi kantor polisi ke Pos polisi Pancoran untuk mengurus surat keterangan
dimaksud. Setelah saya jelaskan kepada
pak Polisi yang ada di pos itu sehari sebelumnya saya mengalami tabrakan dengan
seorang pengendara yang lain saya minta dibuatkan surat keterangan untuk persyaratan
urusan asuransi. Betul seperti yang diduga anak muda itu, saya mendapatkan
pelayanan yang tidak simpatik dari petugas kepolisian ditempat itu, dimana
petugas itu mengatakan sayakan tidak melihat mobilmu itu tabrakan mana mungkin
saya buat surat keterangan untuk kejadian itu katanya. Betul, bapak memang
tidak melihat kejadian itu maka saya terangkan untuk dituangkan dalam surat
keterangan itu dan hal seperti itu sudah merupakan hal yang standar untuk
urusan administrasi asuransi. Tapi pak polisinya tetap ngotot dan berkata, mana
mungkin saya bertanggung jawab untuk membuat keterangan atas kejadian yang
tidak saya lihat katanya. Terus saya katakan, tentu saja saya yang harus
bertanggung jawab atas kebenaran kejadian itu, tapi surat keterangannya dibuatkan
oleh pihak kepolisian. Karena petugasnya tetap ngotot tidak mau, akhirnya saya
berikan contoh, kalau seseorang kehilangan KTP lantas dia datang ke Bapak minta
surat keterangan kehilangan untuk bisa mengurus KTP baru di kelurahan, apakah
Bapak akan menolak dan mengatakan saya tidak mengetahui KTPmu itu hilang. Karena petugasnya terus ngotot terpaksa juga
saya menggunakan jurus yang ditawarkan anak muda itu, dengan mengatakan kalau
Bapak tidak mau melayani saya biar orang ini yang berurusan dengan Bapak sambil
saya sodorkan kartu nama pak Kolonel itu. Tiba-tiba dia kaget dan berubah sikap
sambil berkata, jangan bawa-bawa nama orang lain dong untuk urusan seperti ini
katanya sambil memerintahkan anak buahnya untuk mengetik surat dimaksud. Tidak
sampai sepuluh menit suratnya sudah selesai dan langsung ditanda tangani polisi
kepala pos itu.
Besoknya saya
menjumpai anak muda itu dikantornya, selanjutnya kami sama-sama berangkat
membawa kedua mobil yang mengalami kerusakan itu ke bengkel yang ditentukan
asuransi. Tiga hari kemudian saya ditelpon anak muda itu
memberitahu supaya sama-sama pergi ke bengkel untuk mengambil mobil itu karena
sudah selesai diperbaiki. Setibanya dibengkel kami disodori perincian biaya
perbaikan mobil itu untuk ditanda tangani, dimana masing-masing mobil dikenakan
biaya Rp. 2 juta. Setelah tanda tangan kami dipersilakan mengambil mobil
masing-masing.
Sambil jalan mau mengambil mobil masing-masing anak muda
itu berkata, pak sudah selesai urusannya ya, mudah-mudahan kita tidak akan
pernah lagi mengalami kecelakaan katanya. Sambil mengucapkan terimakasih saya
menyalami anak muda itu dan mohon pamit.
Sepanjang
jalan mau pulang ke rumah saya merenung membayangkan anak muda yang baik hati
dan penuh sikap sopan santun itu. Kalau melihat kejadiannya seharusnya saya
yang harus menanggung biaya perbaikan kedua kendaraan itu. Ternyata perbaikan
mobil saya justru ditanggung asuransi atas pertolongan anak muda yang baik hati
itu. Ternyata ditengah-tengah banyak
anak muda yang kita temukan sering tawuran dan terjerumus pada sikap tidak
terpuji yang suka mabuk-mabukan miras dan menggunakan narkoba, masih bisa kita
kita temukan anak muda yang baik hati dan punya sikap sopan santun yang sangat
mengagumkan.
Kiranya anak muda ini
menjadi idola dari banyak anak muda yang menjadi gerasi penerus.
No comments:
Post a Comment